Sebagai bagian dari upaya meningkatkan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim, tim pengabdian masyarakat dari UIN Alauddin Makassar melaksanakan kegiatan peningkatan literasi kesehatan untuk ibu hamil di Puskesmas Pulau Sabutung. Kegiatan ini mengadopsi pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development) yang berfokus pada pemanfaatan aset lokal guna memperkuat ketahanan dan kesiapan masyarakat. Program ini tidak hanya memberikan edukasi kesehatan, tetapi juga melibatkan aktivitas fisik, dukungan psikologis, dan terapi spiritual sebagai bagian dari strategi komprehensif untuk kesehatan ibu hamil.
Di Puskesmas Sabutung, kegiatan ini diikuti oleh 29 peserta yang terdiri dari kepala Puskesmas Sabutung, Harmawati, S.Kep, Ns, serta tenaga kesehatan dan kader dari lima pulau di sekitar Sabutung, yaitu Saugi, Satando, Sapuli, Karanrang, dan Sabutung sendiri. Tim dosen UIN Alauddin Makassar yang turut hadir dalam kegiatan ini meliputi Nur Al Marwah Asrul, S.Si., M.Kes, Nurul Fadhilah Gani, S.Kep., Ns., M.Kep, A. Adriana Amal, S.Kep., Ns., M.Kep, dan Ardian Adhiwijaya, S.Kep., Ns., M.Kep. Beberapa mahasiswa keperawatan juga terlibat dalam kegiatan ini.
Agenda utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan bidan, perawat, dan kader mengenai pentingnya literasi kesehatan ibu hamil serta bagaimana perubahan iklim memengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil. Dalam sesi edukasi, para peserta memperoleh informasi terkini mengenai risiko kesehatan yang dihadapi ibu hamil akibat perubahan iklim, seperti paparan suhu tinggi dan pola cuaca ekstrem. Hal ini penting karena kondisi iklim dapat memperburuk komplikasi kehamilan dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin.
Kegiatan ini selanjutnya adalah tahap Discovery, di mana tim pengabdian masyarakat bersama tenaga kesehatan dan kader melakukan pemetaan aset lokal di pulau. Pemetaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber daya yang tersedia dan bagaimana potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan ibu hamil. Proses ini melibatkan diskusi intensif bersama para kader dan nakes guna memahami kebutuhan spesifik tiap pulau, mulai dari tenaga kesehatan, fasilitas medis, hingga sumber daya alam yang dapat menunjang kesehatan masyarakat.
Setelah pemetaan aset, kegiatan dilanjutkan dengan tahap Design, di mana para peserta menyusun rencana aksi konkret yang dituangkan dalam sebuah Plan of Action. Dalam tahap ini, bidan, perawat, dan kader dari tiap pulau bekerja sama untuk merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pulau masing-masing. Rencana aksi ini mencakup program edukasi berkala, peningkatan fasilitas kesehatan, dan kampanye kesadaran akan pengaruh perubahan iklim terhadap kesehatan ibu hamil. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam proses perancangan ini, dengan harapan bahwa aksi ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.