Maros, 26 April 2025 —
Mahasiswa Prodi Keperawatan dan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar meneguhkan
komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Bakti Sosial
bertajuk “Seraphic” (Synergistic Enhancement with 24dius and Advanced
Performance in Healthcare, Integrating Care), yang berlangsung pada 25–27 April
2025 di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Rangkaian kegiatan sosial ini
meliputi sunatan massal untuk 20 anak dari keluarga kurang mampu, pementasan
seni dari mahasiswa baru, hingga malam ramah tamah dan pengukuhan resmi
mahasiswa angkatan 2024 sebagai bagian dari keluarga HMJ Keperawatan. Semua
kegiatan dikemas dengan semangat kolaborasi dan kepedulian.
Ketua HMJ Keperawatan, Malik
Fajar, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar formalitas kaderisasi,
tetapi juga menjadi ruang belajar nyata bagi mahasiswa untuk bersentuhan
langsung dengan dinamika sosial dan kesehatan masyarakat.
“Bukan hanya soal memenuhi
tahap kaderisasi, kegiatan ini mengajarkan kita bagaimana hadir langsung di
tengah masyarakat dengan membawa manfaat. Ini pengalaman yang membentuk
karakter kita sebagai calon perawat,” ujar Malik.
Sementara itu, Ketua Panitia, Pandi,
mengungkapkan bahwa semangat gotong royong menjadi kunci utama suksesnya
kegiatan ini. Seluruh rangkaian persiapan dilakukan secara kolektif oleh
mahasiswa, mulai dari perencanaan, survei lokasi, hingga penggalangan dana yang
sepenuhnya dilakukan melalui aksi turun lapangan.
“Kami belajar banyak dari
proses ini. Mulai dari menyusun konsep hingga menggerakkan teman-teman untuk
galang dana, semua dilakukan mandiri. Ini bukan hanya proyek sosial, tapi
latihan kepemimpinan dan kerja sama nyata,” ungkap Pandi.
Kegiatan ini turut didukung
dan dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, serta Ketua Prodi Keperawatan dan
Profesi Ners, Ns. Ilhamsyah, S.Kep., yang menyatakan kebanggaannya atas
inisiatif mahasiswa dalam menjalankan peran sosial secara langsung.
Melalui kegiatan ini, Prodi
Keperawatan UIN Alauddin Makassar menunjukkan bahwa pembentukan tenaga
kesehatan yang unggul tidak hanya lahir dari bangku perkuliahan, tetapi juga
dari medan pengabdian yang membentuk empati dan kepemimpinan.