Bencana yang melanda sejumlah wilayah sejak akhir tahun lalu, mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gelombang laut yang tinggi, hingga gunung meletus, belum berakhir, bahkan berpotensi masih akan terus terjadi. Banjir, misalnya, tak kunjung surut, bahkan terus meluas. Kondisi ini membuat sebagian besar wilayah Indonesia dalam kondisi darurat bencana.(VoA Indonesia, 2019)
Musim kemarau panjang yang melanda Indonesia tahun ini mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan sepanjang Januari hingga Agustus 2019, luas hutan dan lahan terbakar mencapai 135.749 hektar. BNPB mengatakan luas hutan dan lahan terbakar terbanyak di Indonesia dalam kurun tersebut adalah Nusa Tenggara Timur, yakni mencapai 71.712 hektar (VoA Indonesia,2019).
Kawasan Wisata Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ditutup untuk sementara setelah gunung api aktif itu mengalami erupsi, Jumat (26/7) pukul 15:48 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, semburan abu vulkaniknya mencapai radius 1 - 2 kilometer.
Penggalan artikel diatas merupakan bukti nyata kondisi wiIayah Indonesia yang masuk dalam beberapa negara dengan tingkat kejadian bencana yang tinggi, yang terbaru diri Kota Panajam Hingga saat ini tercatat lebih dari 30 kebakaran lahan terjadi di wilayah Penajam Paser Utara," ucap Kepala Ex-Officio BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar dikutip laman Antara, Sabtu (14/9/2019). Ini menjadi sebuaf fakta yang menjadi stimulus untuk dunia pendidikan mulai ikut bergerak melakukan upaya preventif, promotif dan kuratif.
Jurusan Keperawatan UIN Alauddin menjadi satu dari sekian banyak program studi yang tergerak melalui program simulasi bencana yang di masukkan dalam kurikulum Pendidikan S1Keperawatan. Dengan sasaran mahasiswa semester 7 di harapkan akan ada transfer informasi kelak kepada masyarakat tentang persiapan dan pertolongan dalam menghadapi bencana alam maupun bencana buatan manusia.
Kegiatan ini berlangsung di pelataran gedung perkuliahan FKIK, Jumat 13 September 2019, ada yang berperan sebagai tenaga penolong ada yang berperan sebagai kelompok masyarakat korban bencana, seperti korban banjir dengan karakteristik ibu hamil, korban kebakaran, korban yang mengalami patah tulang, lansia korban bencana dll yang menjadi perhatian dalam kegiatan tersebut adalah visualisasi bencana tergambar sangat nyata mulai dari pemilihan lokasi yang sedang dalam tahap pembangunan, pakaian atribut yang dikenakan begitu pun make up dengan konsep yang sangat kental akan kondisi bencana. Ns Ilhamsyah dan Ns Ardian dosen Keperawatan UIN Alauddin sebagai penggagas kegiatan ini sangat takjub dan tidak menyangka akan kreatifitas dari mahasiswa dalam kegiatan. Supiyani mahasiswi yang di temui di sela-sela kegiatan mengungkapkan "kegiatan ini masuk dalam kegiatan penugasan dalam mata kuliah keperawatan bencana, saya kak berperan sebagai korban kebakaran, dalam kegiatan ini saya sangat senang karena belajar di luar ruangan bisa kadang lebih efektif di banding didalam ruangan). Kegiatan yang sangat menarik perhatian civitas akaemika UIN yang melintasi area simulasi tentu saja akan menjadi kegiatan rutin ini berkat kerjasama yang baik antara prodi keperawatan dan Himpunan mahasiswa keperawatan yang bergerak dan bersinergi melahirkan perawat perawat yang kompeten dan unggul.